www.JATIMTECH.com – Para penjahat dunia maya, tidak pernah dirinya merasa kehabisan akal guna menjerat para korban mereka, termasuk dalam mencuri data-data yang cukup penting. Terbukti, berdasarkan laporan ikhtisar keamanan tahunan 2015 Trend Micro, menunjukkan jika data menjadi salah satu target yang utama bagi para peretas.
Berdasarkan dari salah satu laporan yang bertajuk “Setting the Stage : Landscape Shift Dictate Future Threat Response Strategies”, terjadi adanya suatu peningkatan aktivitas cyber yang memiliki potensi menjadi sarana munculnya upaya peretasan tingkat tinggi. Data pun menjadi salah satu titik fokus yang paling utama dalam tindak kejahatan yang terjadi sepanjang tahun 2015 lalu.
Tahun 2015 merupakan tahun yang disebut sebagai tahun yang penuh akan serangan terhadap data, karena tidak ada pada bulan yang ada di tahun tersebut yang dilaporkan bebas dari adanya penerobosan data yang tergolong besar.
Country Manager Trend Micro, Andreas Ananto Kagawa, mengatakan jika tren serangan terhadap suatu data bukan hanya sekadar pencurian saja, akan tetapi juga menyangkut akan jual beli data. Mereka bahkan memaksa para korbannya untuk membayar uang tebusan guna mendapatkan data milik mereka itu agar kembali, dengan semakin banyaknya para penjahat cyber yang menggunakan metode Malware Ransomware.
Para penjahat cyber menggunakannya guna membidik data milik korban, lalu menyandera serta memaksa korban untuk membayar sejumlah suatu uang tebusan yang telah ditentukan oleh peretas. Kata Andreas Ananto Kagawa, semua industri tersebut bisa saja menjadi korban Ransomware.
“Bukan hanya suatu industri ataupun organisasi saja, bahkan individu pun bisa menjadi salah satu korban dari Ransomware. Tren tersebut memang diprediksi akan berlanjut di tahun 2016 ini.” tambah Andreas Ananto Kagawa.
Dengan sering maraknya terjadi perampokan data, Trend Micro melihat jika adanya gelombang peningkatan pasokan dari barang curian yang ada di seluruh ekosistem “bawah tanah” yang dikendalikan oleh para penjahat cyber. Mereka ternyata menjualbelikan data tersebut di pasar gelap yang dinamakan Deep Web.
Trend Micro memprediksi jika serangan terhadap suatu data nantinya akan tetap terus berlangsung dan berlanjut hingga tahun ini. Karena itu, Andreas menghimbau bagi seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati.