Benarkah El Nino Membawa Dampak Buruk pada Siklus Osilasi di Stratosfer?

JATIMTECH – Selama 60 tahun terakhir, para ilmuwan telah mengamati bagaimana angin kencang meniup arena di sekitar stratosfer Bumi yang mencapai ketinggian 48 km (30 mil) di atas khatulistiwa membentuk sebuah pola. Pola ini kemudian dikenal sebagai pola osilasi kuasi yang kabarnya memiliki siklus yang sama setiap dua tahun sejak tahun 1960-an. Sayangnya akhir tahun lalu segalanya berubah.
Lantas, bagaimana kira-kira terbentuknya pola osilasi di stratosfer kita? Menurut Paul Newman dari NASA Goddard Space Flight Center menyatakan osilasi kuasi terjadi ketika bagian paling atas stratosfer kita mulai mendatangkan angin barat dan secara bertahap tenggelam ke dasar. Saat mereka mendekati tepi bawah stratosfer, mereka digantikan oleh lapisan dasar angin timur dari atas.
Namun akhir tahun 2015 mereka melihat sesuatu yang aneh, pasalnya angin barat muncul di bagian atas stratosfer seperti biasa, tapi ketika mereka mendekati bagian bawah angin timur tidak ada di sana untuk menggantikan mereka. Sebaliknya, angin barat mulai bergerak kembali lagi ke arah atas stratosfer dan dengan demikian, mereka memblokir gerakan ke bawah dari timur.
Pola aneh yang tidak biasanya terjadi dari enam dekade lamanya kabarnya selama hampir enam bulan terakhir tiba-tiba kembali normal pada bulan Juli 2016. Sejauh ini para ilmuan tidak mengetahui secara pasti apa penyebab perubahan pola yang terjadi pada fenomena osilasi tersebut, apakah hal ini memberi pengaruh yang tidak bagus bagi Bumi, peneliti masih mengembangkan kasus ini lebih lanjut.
Sejauh fenomena yang tidak biasa ini kabarnya belum mempunyai dampak yang nyata pada setiap pola cuaca lainnya, tapi itu tidak berarti perubahan halus tidak membawa bencana selanjutnya. Tim NASA menemukan bahwa efek osilasi juga tampaknya memiliki dampak negatif pada tingkat ozon di daerah kutub yang mana jumlah ozon di ekuator hanya sekitar 10 persen antara fase puncak timuran dan baratan yang dilansir dari
, Senin (05/09/2016).